Monday 28 March 2011

Kepribadian Guru (Makalah Sosiologi Pendidikan)

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya di dalam maupun di luar sekolah.
Selanjutnya anak juga dipengaruhi oleh kepala sekolah dan guru-guru yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri-sendiri yang antara lain terbentuk atas golongan sosial dari mana ia berasal dan orang-orang yang dipilihnya sebagai kelompok pergaulannya.
Kepribadian guru mempengaruhi suasana kelas, kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikirannya dan mengembangkan kreativitasnya atau pengekangan dan keterbatasan yang dialaminya dalam pengembangan pribadinya. Guru sebagai pendidik dan pembangun generasi baru diharapkan tingkah lakunya bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan negara.















BAB II
PEMBAHASAN
“KEPRIBADIAN GURU”
A. Pribadi Guru
Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya, namun pada umumnya orang tidak memandang guru sebagai orang yang pandai yang mempunyai intelegensi yang tinggi.
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri itulah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Prof. Dr. Zakiah Daradjat (1980) mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segi dan aspek kehidupan.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut.
Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik atau pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik.
Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola. Seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal.
B. Perkembangan Pribadi Guru
Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial.
Dalam situasi kelas, guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya sebagai anak-anaknya. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak dan ibu guru.
Kedudukannya sebagai guru akan membatasi kebebasannya dan dapat pula membatasi pergaulannya. Ia tidak akan melakukan kegiatannya yang kurang layak bagi seorang guru.
C. Ciri-ciri Stereotip Guru
Peranan guru mempengaruhi kelakuannya karena tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan persamaan. Menurut suatu penelitian pada umumnya terdapat ciri-ciri pada guru, yaitu :
a) Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel.
b) Guru pandai menahan diri
c) Guru cenderung untuk menjauhkan diri karena hambatan batin untuk bergaul secara intim dengan orang lain.
d) Guru berusaha menjaga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya.
e) Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi.
f) Guru cenderung bersikap konservatif dalam pendiriannya maupun dalam hal-hal lahiriah seperti mengenai pakaian.
g) Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi seorang guru.
h) Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan.
i) Guru lebih cenderung untuk mengikuti pimpinan daripada memberi pimpinan.
j) Guru dipandang kurang agresif dalam menghadapi berbagai masalah.
k) Guru cenderung untuk memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dari golongan pekerja lainnya.
l) Guru menunjukkan kesediaan untuk berbakti dan berjasa.
D. Memilih Jabatan Guru
Dalam penelitian latar belakang sosial mereka yang memilih profesi guru ternyata bahwa kebanyakan berasal dari golongan rendah atau menengah-rendah seperti anak petani, pegawai rendah, walaupun ini tidak berarti bahwa semua anak-anak golongan ini akan memilih jabatan sebagai guru.
Dalam kenyataan dilihat bahwa guru-guru menunjukkan kepribadian tertentu sesuai dengan jabatannya. Kebanyakan guru bekerja dengan penuh dedikasi dengan menunjukkan kesediaan yang tinggi untuk berbakti kepada pendidikan anak dan masyarakat.
E. Ketegangan dalam Profesi Guru
1. Tiap pekerjaan mengandung aspek-aspek yang dapat menimbulkan ketegangan.
Ketegangan timbul sebagai akibat hambatan untuk mencapai kepuasan yang dicari individu dari kedudukannya. Jabatan guru tidak dapat dikatakan menjadi idaman atau panggilan bagi kebanyakan pemuda. Walaupun tugas itu mulia, akan tetapi tidak selalu memberi kepuasan yang dicari orang dalam jabatannya.
Apa yang diharapkan guru dari jabatannya ?. Antara lain adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan ekonomis, imbalan, finansial gaji atau uang.
b. Status, kedudukan yang terhormat dalam masyarakat
c. Otoritas, kewibawaan, kekuasaan atas orang lain.
d. Status profesional
2. Gaji pekerja atau pegawai pada umumnya tidak tinggi dibandingkan dengan gaji orang di negara-negara yang maju.
3. Mengenai status guru di dalam masyarakat
4. Sumber ketegangan lain bagi guru ialah otoritas guru untuk menghukum atau memberi penghargaan kepada murid.
5. Ketegangan juga dapat ditimbulkan oleh persoalan apakah pekerjaan guru dapat diakui sebagai profesi.
6. Sumber ketegangan jiwa terletak dalam pekerjaan guru di dalam kelas.
F. Masalah Kesehatan Fisik dan Mental guru
Berdasarkan penelitian guru sangat rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan radang tenggorok sampai sariawan. Hal ini dikarenakan intensitas mengajar yang tinggi tanpa ditopang dengan asupan vitamin yang memadai, akhirnya yang terjadi system immune ( kekebalan ) menurun dan ia menjadi gampang terserang berbagai macam penyakit, terutama dua penyakit di atas.
Disamping faktor kesehatan fisik yang terganggu, para guru juga mengalami banyak gangguan mentalnya. Berdasarkan penelitian itu dapat dibuktikan adanya guru yang mengalami gangguan mental, bahwa ada diantaranya yang memerlukan perawatan psikiater. Akan tetapi penelitian itu tidak menunjukkan apakah gangguan mental itu lebih banyak terdapat di kalangan guru dibandingkan dengan profesi lain. Juga tidak diketahui apakah gangguan mental itu telah ada pada calon guru, nyata atau laten, sebelum ia melakukan profesinya ataukah gangguan mental itu timbul sebagai akibat pekerjaannya sebagai guru. Selanjutnya tidak diketahui hingga manakah gangguan mental itu merugikan murid dan proses belajar mengajar.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya dan setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis dan kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik atau pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik.
Peranan guru mempengaruhi kelakuannya karena tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan persamaan.
Seorang guru juga kadangkala mengalami ketegangan dalam profesinya sebagai guru. Di samping itu, seorang guru dapat terganggu fisik maupun mentalnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Djamaah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Nasution, S. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

2 comments:

Links

Al-Qur'an Widget by Blogger Tutorial Blog
Designed by Animart Powered by Blogger