Friday 22 June 2012

CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF (PSIKOLOGI PENDIDIKAN)



PENDAHULUAN

            Menjadi seorang guru merupakan suatu pekerjaan yang mulia. Terutama guru yang mengajari anak didiknya dengan setulus hati dari anak tersebut belum mengerti dan tidak tahu sama sekali tentang membaca dan menulis sampai ia dapat menuntut ilmu dengan sendirinya. Maka tidak heran  pepatah mengatakan “ guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”.
            Tetapi apakah tugas guru hanya sampai disitu saja ? Tentu tidak, tugas seorang guru tidak hanya mengajari dan mendidik peserta didiknya. Guru merupakan faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar diikuti dengan peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Untuk menjadi seorang guru profesional, guru dituntut agar mampu berkomunikasi, baik dikelas atau diluar kelas dan juga  berkomunikasi dengan peserta didiknya. Lalu bagaimana hubungan guru dan murid agar tercipta suatu  proses pembelajaran yang efektif ? Tercapainya suatu proses belajar mengajar tergantung bagaimana seorang guru mengembangkan bahan ajar serta perangkat lainnya. Guna terciptanya suau pembelajaran yang efektif yang akan kami bahas dalam makalah kami mengenai “Cara Mengajar Yang Efektif” terdiri dari beberapa sub pembahasan.

PEMBAHASAN

A.    Mengajar
Mengajar adalah perilaku yang Universal, artinya semua orang dapat melakukannya. Orang tua mengajar anaknya, pemimpin mengajar bawahannya pelati mengajar anak asuhnya, suami mengajar istrinya (sebaliknya). Dan sudah barang tentu guru mengajar muridnya.[1] Harus disadari bahwa mengajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan antara mengajar dan belajar bukan hanya disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan proses belajar berlangsung didalamnya. Bila proses belajar mengajar secara efektif, itu berarti telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dan murid, proses itu sendiri adalah mata rantai yang menghubungkan antara guru dan murid.[2]
Hubungan guru murid dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki  sifat-sifat:[3]
1.      Keterbukaan, sehingga baik guru maupun murid saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain.
2.      Tinggal bilamana seorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain
3.      Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.
4.      Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan kunikannya, kreativitasnya dan kepribadiannya.
5.      Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi.

B.     Aspek-aspek Psikologi dari Mengajar
Sebagai seorang pengajar guru harus mempunyai: [4]
a.       Mengarahkan dan membimbing belajar
b.      Menimbulkan motivasi pada murid-murid untuk belajar
c.       Membantu murid-murid dalam mengembangkan sikap yang baik dan diinginkan
d.      Memperbaiki teknik mengajar, dan
e.       Mengenalkan dan mengusahakan terbentuknya pribadi yang kuat serta berguna dalam rangka usaha untuk memperoleh sukses mengajar.

Secara pendek kelima aspek-aspek psikologi mengajar itu ialah[5] :
-          Aspek Tujuan
Tujuan sebagai aspek pekerjaan mengajar akan menjadi efektif sejauh mana guru berusaha belajar dapat menemukan perubahan-perubahan yang progresif di lingkungannya.
-          Aspek Motivasi
Adanya kaidah pokok dalam pendidikan yang menganggap demikian penting kedudukan minat dan kegembiraan adalah asas belajar yang efektif untuk setiap tingkatan umur atau kelas.
-          Aspek Perkembangan Sikap
Pengalaman-pengalaman emosional murid yang dihasilkan sebagai produk situasi belajar dan mengajar adalah merupakan refleksi pengaruh guru sebagai seorang pribadi.
-          Aspek Teknik
Dengan bertambahnya pengetahuan tentang kedewasaan dan belajar, perhatian yang lebih besar harus diberikan pada fase-fase perkembangan anak dimana ia harus menerapkan dalam bentuk yang formal dalam kegiatannya dengan bahan-bahan pelajaran yang berbeda-beda
-          Aspek Pribadi
Mengajar yang sukses didasarkan atas komponen-komponen yang berikut: Intelegensi,  ketajaman pikiran dalam observasi dan kompetensi sosial.
   Individu yang mempunyai Intelegensi lebih dari rata-rata, yang cepat dan cermat dalam observasi. Serta memiliki minat yang murni terhadap manusia adalah yang paling mungkin untuk sukses dalam  mempergunakan prinsip-prinsip psikologis sesuai dengan fungsinya di dalam kelas. Guru yang tajam pengamatannya akan sensitif sekali terhadap sambutan dari murid-muridnya.

C.    Dasar-dasar Mengajar  yang Efektif 
Agar supaya menjamin yang efektif, perhatian diberikan kepada para guru hendaknya[6]:
1.      Menguasai mata pelajaran yang hendak diajarkan
2.      Sehat jasmani dan rohani
3.      Memiliki sifat-sifat kepribadian dan emosi yang tetap
4.      Mengerti tentang hakekat manusia dan perkembangan.
5.      Mempunyai pengetahuan dan kesanggupan untuk  mempergunakan prinsp-prinsip belajar.
6.      Sensitif dan menghargai kebudayaan, agama dan perbedaan-perbedaan kebangsaan
7.      berminat untuk meneruskan perbaikan-perbaikan jabatannya dan berusaha memperkaya  kebudayaan bangsanya
Tidak satupun era kompetensi yang tersebut di atas masing-masing dapat dipandang sebagai satu hal yang berdiri sendiri atau dianggap sebagai faktor satu-satunya dalam mencapai kesuksesan. Mengajar seperti halnya belajar adalah satu proses yang terintegrasi, dimana fungsi dari satu fase atau bagian mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Dalam buku (Slaven : 2006) membahas mengenai beberapa teori dalam mengajar:
1.         Mengetahui materi pokok
2.         Mengetahui perkembangan manusia dan proses pembelajarannya
3.         Memberikan  pengajaran yang sesuai dengan apa yang diperlukan peserta didik.
4.         Mampu mengembangkan strategi pengajaran
5.         Mampu memberikan motivasi dan mengelola kelas
6.         Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi
7.         Mempunyai keahlian dalam merencanakan pengajaran
8.         Mampu menilai proses pembelajaran peseta didik.
9.         Berkomitmen pada profesinya dan bertanggung jawab
       Guru mampu menjadi partner dalam membantu perkembangan hubungan dengan kolega sekolah, baik anatara sekolah yang lain, orang tua dan perwakilan dalam komunitas yang besar untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.

D.    Cara Mengajar Yang Efektif
Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan arena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengejar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini  membutuhkan dua hal yang utama : 1) pengetahuan dan keahlian professional dan 2)  Komitmen dan motivasi.[7]

Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas mereka tahu bagaimana cara memotivasi, berkomunikasi, dan hubungan secara efektif dengan murid-murid dari beragam latar belakang kultural. Mereka juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna didalam kelas.[8]
Diantara kriteria-kriteria guru yang efektif ia memiliki :
a.       Penguasaan meteri pelajaran
b.      Strategi pengajaran
c.       Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
d.      Kahlian manajemen kelas
e.       Keahlian motivasional
f.       Keahlian komunikasi
g.      Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan
h.      Keahlian Teknologi

Komitmen dan motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid.[9] Guru yang efektif juga punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.[10]


PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar dapat dikatakan efektif apabila didalamnya terbina hubungan yang baik antara guru dan murid. Adapun cara mengajar dapat di katakan efektif apabila seorang pengajar memenuhi :
-          Aspek-aspek psikologi dari mengajar
-          Dasar-dasar mengajar yang efktif (kriteria-kriteria guru yang efektif)


DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Tomas. 1990. Guru yang Efektif. cet. 3. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada.  

D. Crow, Lester, PH.D dan Alice Crow, PH.D. 1984.  Psikologi Pendidikan. Cet. Pertama. Bandung: PT. Bina Ilmu.

W. Santrock, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 


[1]Tomas Gordon, Guru yang Efektif, cet. 3, (Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada, 1990), h. 1
[2] Ibid, h. 3
[3] Ibid, h. 26
[4] Lester D. Crow, PH.D dan Alice Crow, PH.D,  Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Bina Ilmu, 1984), Cet. Pertama, h. 32
[5] Ibid., h. 32-36
[6] Ibid., h. 37
[7] John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Edisi kedua, h. 7
[8] Ibid., h.8
[9] Ibid., h. 12
[10] Ibid., h.

Thursday 21 June 2012

Penyakit Yang Menimpa Perempuan Tidak Berjilbab

Rasulullah bersabda, “Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud) Rasulullah bersabda, “Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. Dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas.
Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da’wahi oleh Rasulullah. Tentang hal ini Allah berfirman: “Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur’an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih” ( Q.S. Al-Anfaal:32)
Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.
Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari’at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena “adzab dunia” seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari’at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???
( Sumber: Al-I’jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah, Oleh: Muhammad Kamil Abd Al-Shomad )
(muslimahzone.com/Globalmuslim.web.id)

Friday 15 June 2012

HUKUM PERGAULAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM


A.    Pergaulan Laki-laki dengan Perempuan
Kalau kita cermati ternyata banyak perkataan dan fatwa seputar masalah (boleh tidaknya), laki-laki bergaul dengan perempuan (dalam satu tempat). Ada sebagian ulama yang mewajibkan wanita untuk tidak keluar dari rumah kecuali dengan muhrimnya sehingga ke masjid pun mereka dimakruhkan, sebagian lagi ada yang mengharamkannya, karena takut fitnah dan sebagainya.
Mereka mendasarkan pendapatnya pada perkataan ummul mu’minin Aisyah, r.a “Seandainya Rasulullah Saw mengetahui apa yang diperbuat kaum wanita sepeninggal beliau, niscaya beliau melarangnya pergi ke masjid.”
Akan tetapi kiranya sudah tidak samar lagi bagi kita bahwa wanita juga perlu keluar rumah ke tengah-tengah masyarakat untuk belajar, bekerja dan bersama-sama di pentas kehidupan. Jika hal tersebut itu terjadi sudah tentu wanita akan bergaul dengan laki-laki yang boleh jadi teman sekolah, guru, kawan kerja, staf, dokter dan sebagainya.[1]
Maka akan muncul dalam benak kita habis dapat masalah di atas apakah setiap pergaulan antara laki-laki dengan perempuan itu terlarang atau haram …. ? Apakah mungkin perempuan hidup tanpa laki-laki, lebih-lebih pada zaman yang kehidupan sudah bercampur aduk sedemikian rupa? Apakah wanita itu selamanya dikurung dalam sangkar, meskipun berupa sangkar emas, ia tak lebih sebuah penjara ? mengapa laki-laki diberi kebebasan yang tidak diberikan pada wanita ? mengapa persangkaan jelek itu selalu dialamatkan pada wanita padahal kualitas keagamaan, pikiran dan hati nurani wanita tidak lebih rendah dari pada laki-laki.
Wanita sebagaimaan laki-laki punya agama yang melindunginya, akal yang mengendalikannya dan hati nurani yang mengontrolnya. Wanita sebagaimana dan laki-laki juga punya keinginan yang mendorongnya pada syetan yang dapat menyulap kejelekan menjadi keindahan serta membujuk rayu mereka.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua peraturan yang ketat untuk wanita itu benar-benar dari hukum Islam ? Lalu bagaimana sikap kita seharusnya? Dalam kata lain, bagaimana pandangan syariat terhadap masalah ini atau bagaimana ketentuan Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang shohih bukan hanya  laki-laki dari si Zaid dan si Amir.
Kalau kita kembalikan pada permasalahan itu semua disebabkan karena berbagai faktor penyebab diantaranya ketika dalam memandang berbagai persoalan agama. Umumnya masyarakat berada dalam kondisi ifroth (berlebihan) dan tatrith (mengabaikan) jarang sekali kita temukan sikap tawassuth (pertengahan) yang merupakan salah satu keistimewaan dan kecermelangan manhaj Islam dan dan umat Islam. Sikap yang demikian juga sama ketika mereka memandang masalah pergaulan wanita muslimah di tengah-tengah masyarakat dalam hal ini ada dua golongan masyarakat yang saling bertentangan dan menzalimi kaum wanita.
Pertama, golongan yang kebarat-baratan yang menghendaki wanita muslimah mengikuti tradisi barat yang bebas tetapi merusak nilai-nilai agama dan menjauh dari fitrah yang lurus yang mereka jauh dari Allah Swt yang telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabnya untuk menjelaskan dan menyeru manusia kepadanya.
Kedua, golongan yang mengharuskan kaum wanita mengikuti tradisi dan kebudayaan lain[2], yaitu tradisi timur, bukan tradisi barat, walau dalam banyak hal mereka telah dicelup oleh pengetahuan agama, tradisi mereka tampak lebih kokoh daripada agamanya, termasuk dalam hal sangka kepada wanita.
Bagaimanapun pandangan-pandangan di atas bertentangan dengan pemikiran-pemikiran lain yang mengacu Al-Qur’an dan petunjuk Nabi Saw serta sikap dan pandangan para sahabat yang merupakan generasi muslim terbaik.


B.     Peninjauan Lafadz
Kalau kita lihat dari segi lafadz bahwa istilah ikhtilath (percampuran) dalam lapangan pergaulan antara laki-laki dengan perempuan istilah asing yang dimasukkan dalam “kamus Islam” istilah ini tidak dikenal dalam peradaban kita selama berabad-abad yang silam.
Dan baru dikenal dalam peradaban zaman sekarang ini tampaknya ini merupakan terjemahan dari kata asing yang punya konotasi yang tidak menyenangkan perasaan umat Islam barangkali lebih baik bila digunakan istilah liqo’ (perjumpaan) muqobalah (pertemuan) laki-lakid an perempuan.
Akan tetapi bagaimanapun Islam tidak menetapkan hukum secaar umum mengenai masalah ini. Islam justru memperhatikannya dengan melihat tujuan atau kemaslahatan yang hendak diwujudkannya atau bahaya yang dikhawatirkannya, maka dalam menyikapi atau bahaya yang dikhawatirkannya, maka dalam menyikapi masalah ini sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk ini, niscaya ia akan tahu bahwa kaum wanita tidak pernah dipenjara atau diisolasi.
Kalau kita melirik pada zaman Rasulullah Saw kaum wanita biasa menghadiri sholat berjamaah. Beliau menganjurkan wanita untuk mengambil tempat khusus di shof (barisan) belakang sesudah shof laki-laki.
Pada zaman Rasulullah (jarak tempat sholat) antara laki-laki dengan perempuan tidak dibatasi dengan tabir sama sekali, baik yang berupa dinding, kayo, kain maupun lainnya. Pada mulanya laku-laki dan wanita masuk ke masjid lewat pintu mana saja yang mereka sukai tetapi karena suatu saat mereka berdesakan, baik ketika masuk maupun keluar maka nabi bersabda :
لَوْ اَنَّكُمْ جَعَلْتُمْ هَذَ الْبَابَ للِنِّسَاءِ
“Alangkah baiknya kalau jadikan pintu ini untuk wanita”
Dari sinilah mula-mula diperlakukannya pintu khusus untuk wanita dan sapai sekarang pintu itu terkenal dengan istilah “pintu wanita”. Kaum wanita pada zaman Nabi Saw juga biasa menghadapi sholat idain (hari raya idul fitri dan idul adha). Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Aliyah berkata :


كُنَّا نُؤْمَرُ بِالْخُرُوْجِ فِى الْعِيْدَيْنِ وَلبْمُخْبَأَةُ وَلبْبِكْرُ
Kami diperintahkan keluar (untuk menunaikan sholat dan mendengarkan khotbah) pada dua hari raya, demikian pula wanita-wanita pingitan dan para gadis”.
Kaum wanita zaman Rasulullah juga menghadiri pengajian-pengajian untuk mendapatkan ilmu bersama dengan kaum laki-laki di sisi Nabi Saw mereka biasa menanyakan beberapa soal agama yang umumnya malu ditanyakan kaum wanita. Aisyah r.a. pernah menguji wanita-wanita Anshor yang tidak dihalangi oleh rasa malu untuk memahami agamanya seperti menanyakan masalah jinabat, mimpi mengeluarkan sperma, mandi junub, haid, istihadho dan sebagainya.[3]
Dalam kehidupan bermasyarakat kaum wanita juga turut serta berdakwah menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar sebagaimana firman Allah Swt.
tbqãZÏB÷sßJø9$#ur àM»oYÏB÷sßJø9$#ur öNßgàÒ÷èt/ âä!$uŠÏ9÷rr& <Ù÷èt/ 4 šcrâßDù'tƒ Å$rã÷èyJø9$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# šcqßJŠÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# šcqè?÷sãƒur no4qx.¨9$# šcqãèŠÏÜãƒur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNßgçHxq÷Žzy ª!$# 3 ¨bÎ) ©!$# îƒÍtã ÒOŠÅ3ym ÇÐÊÈ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(At-Taubah : 71).
Maka dari keterangan di atas dapat kita katakan bagaimana mungkin logika Al-Qur’an dan Islam akan menganggap sebagai tindakan lurus dan tepat jika wanita muslimah yang taat dan sopan itu harus dikurung dalam rumah selamanya ? jika kita melakukan hal itu, kita seakan-akan menjatuhkan hukuman kepadanya selamanya-lamanya padahal dia wanita tidak berbuat dosa.
C.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pertemuan antara laki-laki dengan perempuan tidak haram melainkan jaiz (boleh) bahkan hal ini kadang-kadang dituntut apabila bertujuan untuk kebaikan, seperti dalam urusan ilmu yang bermanfaat amal sholeh kebajikan, perjuangan atau yang lainnya baik dari laki-laki atau perempuan.
Namun kebolehan itu tidak berarti bahwa batas-batas diantara keduanya menjadi lebur dan ikatan-ikatan syari’ahnya yang baku dilupakan. Kita tidak perlu menganggap diri kita sebagai malaikat yang suci yang dikhawatirkan melakukan pelanggaran dan kita juga tidak perlu memindahkan pelanggaran dan kita juga tidak perlu memindahkan budaya barat kepada kita yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dengan kebaikan serta tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa. Dalam batas-batas hukum yang telah ditetapkan oleh Islam. Batas-batas hukum tersebut diantaranya:
1.      Menahan pandangan dari kedua belah pihak artinya tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak boleh lama-lama memandang tanpa ada keperluan;
2.      Pihak wanita harus harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntunkan syara’ yang menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan, jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh.
3.      Mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal terutama dalam pergaulannya dengan laki-laki
4.      Menjauhkan diri dari bau-bauan yang membangkitkan syahwat
5.      Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerjasama, tidak menjadikan fitnah.

Daftar Pustaka
Yusuf Qordhawi. 1995. Fatwa-fatwa Kontemporer. Jakarta: Gema Insani.
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il. 1315 H. Turki : Daru Ath-Thaba’ah Al-Amiroh.


[1] Yusuf Qordhowi, Fatwa-fatwa Kontempore  (Jakarta : Gema Insani, 1995), h. 180.
[2] Ibid., h. 203.
[3] Ibid., h. 208.

Links

Al-Qur'an Widget by Blogger Tutorial Blog
Designed by Animart Powered by Blogger